What do u think about relationship??

Kamis, 06 Maret 2008

A R T

"Dalam kultur postmodern kini, seni adalah gerakan manusia ke dalam totalitas kosmos dan ke dalam misteri terdalam eksistensi, misteri di balik gerakan, bunyi, bentuk, makna, metafora."



Mungkin tepat jika dikatakan bahwa pada era ini seni yang mampu mendeskripsikan fenomena-fenomena secara jujur, lugas, murni argumen sekaligus bergerak bukan sekedar menyuarakan, namun menghasilkan sesuatu..

Berbagai bidang seni berusaha sebebas-bebasnya berargumen tentang fenomena sekitarnya, berusaha berteriak sekuatnya, bergerak semampunya. Mungkin termasuk sebagian kecil dari perasaan putus asa pada diri sendiri, kenyataan , dan bahkan dunia.. Putus asa karena terlalu banyak kepahitan dan kekecewaan yang dirasakan dan tidak bisa mengubah keadaan terlalu banyak.. Dan akhirnya bermanja dengan diri sendiri, bercinta, dan berbicara dengan diri sendiri untuk
akhirnya dibaca oleh orang lain lewat karya, lewat seni.
Namun seiring berjalannya waktu juga, seni pun kini bukan suatu ruang yang dipandang sebagai ruang beristirahat atau hobi.. Namun menjadi topik dan bahkan fenomena yang dirasa perlu untuk dikritik.

Sedih dan lumayan kecewa sebenarnya.. Karena saat mengenal seni dan kemudian perlahan mulai jatuh hati, tidak pernah terbesit bahwa seni merupakan sesuatu yang sebegitu seriusnya dan dibatasi.

"Gerakan Seni Rupa Baru yang bangun di tahun 1975 – dan pernah bubar di tahun 1980 – juga menentang seni rupa elitis dengan mendefinisikan kembali seni rupa. Manifestonya (tahun 1979) menegaskan tujuan meruntuhkan definisi seni rupa yang terkungkung pada seni lukis, seni patung dan seni grafis. Keyakinannya: estetika seni rupa adalah gejala jamak."

Terlalu kompleks untuk sebuah seni, agaknya.. Haruskah membahas seni sebagai satu bidang yang dikotakkan atau dibatasi?? Bukankah seni pernah menjadi suatu ruang untuk manusia, yang pada hakekatnya memiliki intuisi seni dan keindahan, untuk menyuarakan nurani misalnya, atau beristirahat dari kejenuhan politis, ekonomi, agama, dan sosial yang ada?? Sambil sejenak menepi, bersuara dengan selantang-lantangnya karena merasa aman dalam kungkungan "kebebasan seni, ekspresi"..


Bukan bermaksud untuk tidak melihat seni sebagai suatu yang penting dan harus dipandang, jauh lebih dari pada itu, hanya berusaha memandang bagaimana jika seni mempunyai satu otoritas penuh nan bebas dan terletak di jalur aman, tanpa dipandang sebagai pengganggu atau bahkan lebih buruknya, sesuatu yang tidak seharusnya ada. Mengapa seperti itu?? Karena terlalu banyak hal yang tidak bisa dijawab saat ini tentang alasan keberadaannya. Dan kepuasan batin seseorang bukankah selalu ingin dipuaskan?? Bahkan hanya sekedar untuk dijawab.

Dan kepuasan itu terkadang didapat dari berbagai seni. Mungkin hanya sekadar bertanya, tanya lewat gerak, lewat garis, atau bahkan lewat sebuah titik.. Namun jika semuanya dibangun atas dasar rasa terdalam hati, memiliki emosi di dalamnya, memiliki alasan eksistensinya, sesederhana apapun itu, jika mewakili sesuatu, dengan kemampuan terdalam setiap pribadi.. Bukankah itu cukup untuk disebut seni?? Sedangkan untuk sisi keindahan, parameternya terletak di setiap pribadi manusia itu sendiri, bukan??

Seperti kupu-kupu yang hanya mampu terbang, hinggap di atas bunga bermadu, namun dibilang cantik? Indah?? Kemanapun dia pergi, tetap indah bukan?? Apapun tujuan perginya, bukankah tetap cantik? Meski hanya terbang?? Dan jika geraknya dibatasi, sebatas kandang harimau misalnya, bukankah indahnya meski tetap ada, namun ada yang hilang..
Kehilangan latar belakangnya. Jika biasanya dia terbang berlatar belakang langit biru indah, kini langit biru berkotak, jika biasanya bebas bergerak kini tertabrak batasan kotak..
Dia tetap indah, namun, seindah bebaskah ia??

Setiap hasil kreasi seni manusia, yang bersifat pribadi, personal, bukankah memiliki rasa seni?? Sekaligus menuangkan emosi yang berusaha disalurkan lewat karya, misalnya karya di samping. Terlihat ngeri mungkin, tapi tetap memiliki arti dan emosi..
foto by : Ugo Untoro


1 komentar:

Anonim mengatakan...

seni..

keren nih topiknya..

memang seni begitu..trus berevolusi,bahkan sering melewati batasan batasan yg bisa di terima orang orang.

tapi tetep aj kita bisa bedain mana yg di sebut "seni" dan mana yang di sebut "brutal"

ga usah peduliin mo segimana di batasi dan seberapa seriusnya,seni tu tetap sebuah seni,dia bakal bisa nemuin ruang buat dia berkembang teph..

ga ada yang bener2 bisa membatasi seni selain kamu sendiri sebagai pelaku dan pecinta seni..